AWAL MASUK DAN
PERKEMBANGAN ISLAM DI INGGRIS
Sejarah pertumbuhan komunitas
muslim di Inggris hampir serupa apa yang dialami di Prancis, yaitu melalui
proses imigrasi. Imigrasi muslim ke Inggris mulai berlangsung pada akhir abad
ke-18 dan awal abad ke-19 melalui pendaratan para pelaut yang direkrut oleh
East India Cornpany (Perusahaan India Timur) dari Yaman, Gujarrat, Sind. Assam.
tlen Bengal. [1]
Saat awal imigran muslim India
dan Pakistan menetap di Inggris,pengaruh warisan kultural kerajaan dan struktur
politik Negara setempat yang saling mendukung memperkuat dorongan Negara
komunalisme. Selama hampir satu abad, umat islam harus belajar hidup dengan
status minoritas dan jauh dari kekuasan politik di anak benua India, masyarakat
inggris pasca perang memberi ruang bagi
identitas kebangsaan yang paralel.[2]
Setelah dibukanya terusan Suez
pada tahun 1869 dan sejalan dengan meluasnya ekspansi kolonial Inggris, para
pendatang muslim itu semakin lama semakin banyak dan rnulai membentuk pemukiman
baru di kota-kota pelabuhan seperti Cardiff Shout Shields (Dekat Newcastle),
London, dan Liverpool. Komunitas muslim di negara itu memiliki akar budaya yang
berbeda satu sama lain. M. Ali Kettani, dalam bukunya "Minoritas Muslim di Dunia
Dewasa Ini" mengatakan imigran pertama ke Inggris adalah orang Yaman dari
Aden. Mereka rnenghimpun diri di Cardif dan di situ membangun salah satu masjid
pertama di negeri itu pada tahun 1870. Sebelum pergantian abad datang kelompok
muslirn lain dari India dan menetap di dekat London, di sana mereka membangun
masjid Shah Jehan di Woking.[3]
Sekitar abad ke-19, sejumlah
pengusaha muslim juga telah berniaga ke kerajaan Inggris. Salah satunya adalah
perusahaan terkenal "Mohamed’s Baths” yang didirikan oleh Sake Deen
Muhamed (1750-1851). Selain pekerja dan pedagang, pada akhir abad ke-19 mulai
masuk juga kelompok intelektual ke Inggris. Hal ini terlihat tatkala pada
periode antara 1893 hingga 1908, sebuah jurnal mingguan bernuansa Islami dengan
nama "The Cresent", mulai disebarkan di Liverpool. Pendiri jurnal ini
adalah seorang muslim keturunan bangsawan Inggris yang bernama William Henry
Quilliam, yang ditengah komunitas muslim dikenal sebagai Syekh Abdullah
Quilliam, yang berprofesi sebagai pengacara. Dia masuk Islam pada tahun 1887
setelah lama bermukim di Aljazair dan Maroko. william Henry Quilliam (Syekh
Abdullah Quilliam) bahkan memelopori pembangunan sebuah masjid yang sangat
aktif dan menjadi pusat dakwah di wilayah Inggris.
Di Inggris identitas islam
telah ada dalam kehidupan sosial dan politik sebelum pengaruh krisis ekonomi
tahun 1970-an terasa. Masjid mulai ditemukan di sejumlah pelabuhan Wales sejak
tahun 1930-an, dengan dukungan pemerintah kolonial. Masjid-masjid tersebut
didirikan oleh para pelaut Yaman yang menetap di sana. Dengan kedatangan
masyarakat muslim dari anak benua India pada periode pasca perang, jaringan
masjid yang pertama di bangun di hampir semua kawasan industri di Inggris. Tahun 1975, di Inggris tercatat
sekitar seratus masjid.
Pertambahan jumlah masjid dalam perkembangan-perkembangan
selanjutnya di Inggris sesungguhnya mencerminkan peningkatan jumlah komunitas
muslim di Inggris. Peningkatan itu berhubungan erat dengan tahapan sejarah
imigrasi kaum muslim secara besar-besaran dari berbagai negeri muslim ke
Inggris tahun 1950-an, dan sebagai akibat penyatuan kembali keluarga imigran
yang diterapkan awal dasarvarsa 1960-an, terutama dari India, Pakistan, dan
Bangladesh. Selain itu, sehubungan dengan terbitnya "Commonwealth
Immigration Act" (Undang-undang Imigrasi Persemakmuran), tahun 1962, yang
semakin memberikan kemudahan untuk menjadi warga negara Inggris bagi warga
negara bekas jajahan Inggris, juga turut rnendorong laju migrasi ini
Pada tahun 1985, jumlah kaum muslim di
Birmingham, yang umumnya terkonsentrasi di beberapa kawasan pusat kota, di
perkirakan berjumlah 80.000 orang( 8 persen dari total jumlah penduduk). Di kota ini kaum imigran
muslim menempati bagian besar tenaga kerja industri yang tidak terlatih. Di
sini perkembangan masjid sangat cepat pada tahun 1950 dan 1960 didorong oleh
tiga faktor. Pertama, konsentrasi
para imigran di beberapa blok perumahan di masing-masing wilayah membuat lebih
mudah untuk menjalankan ibadah di wilayah masing-masing dari pada harus pergi
ke wilayah tetangga. Kedua, sebelum
bersatu menjadi masyarakat muslim, orang ingin berkumpul dengan saudara-saudara
satu etnis dan asal daerah, bahasa atau dialek. Maka muncul masjid
Punjab,masjid merpuri dan masjid pathan (semua Pakistan). Ketiga ,penafsiran yang berbeda-beda yang dalam islam menyebabkan
timbulnya fragmentasi.
Pada akhir tahun 1950-an dan
awal 1960-an, masyarakat muslim merasa kesulitan dalam mengonsumsi makanan
halal karena pada tahun ini restoran muslim masih sangat sedikit. Maka pada
tahun 1998 Sher Azam (pengusaha muslim di Bradford) membangun Supermarket Al-Halal yang didirikan
untuk kaum muslim, Supermarket besar yang karyawan dan kasirnya mengenakan
jilbab ini dibangun sebagai koperasi islam pada 1985. Menurut Sher Azam,
supermarket ini memiliki tiga tujuan, pertama, modal di kumpulkan dari saham
yang berasal dari iuran sukarla anggota muslim, dan dengan demikian, menerapkan
cara pengelolaan modal secara islami, karena dalam hukum islam melarang
investasi dalam bentuk pinjaman kredit yang diasosiasikan dengan bunga(riba).
Kedua, bisnis ini (yang mempekerjakan sekitar empat puluh karyawan) menyediakan
lapangan kerja kaum muda komunitas yang terancam pengangguran. Ketiga,
supermarket ini adalah toko, yang
masyarakat muslim dapat berbelanja tanpa ragu-ragu karena yang di jual
di toko itu semuanya halal.[4]
Perjuangan Pendidikan Islam
Sistem pendidikan inggris didasarkan pada pemisahan
kewarganegaraan dan kebangsaan, sistem persekolahan Negara tidak sekuler dalam pengertian sekolah di
jadikan untuk membentuk warga Negara yang memiliki hak dan sistem nilai yang
sama agama di keluarkan sepenuhnya dari wilayah publik. Kurikulum yang mencakup
pendidikan agama, tidak terlalu mengejutkan bagi Negara yang dengan tradisi
agama yang mapan dan kepala negaranya juga merupakan kepala gereja inggris.
Undang-Undang pendidikan 1994 (di
tetapkan pada saat imigran masyarakat
muslim mulai di persoalkan) menyatakan pelajaran, pelajaran di sekolah di mulai
dengan sesi pertemuan berupa pembacaan perjanjian lama dan baru. Hal ini membuat Kristianitas menjadi
elemen dasar pendidikan sipil dan melestarikan identitas Kristen.[5]
Ketika anak-anak generasi pertama keluarga muslim masuk ke
dalam sistem pendidikan inggris pada akhir 1960-an, para aktivis masjid dan
kelompok-kelompok islam menghadapi persoalan kultural yang sangat serius,
karena teman-teman sebaya mereka yang berasal dari latar belakang kultural yang
berbeda, sedangkan orang tua mereka tetap tinggal di lalangan orang muslim.
Karena khawatir akan mempengaruhi identitas islam maka pada tahun 1966 lahirlah Muslim Educational Trust. Organisasi
yang muncul dari gerakan mawdudi ini di pimpin seorang disen studi bisnis di
sebuah universitas Bengali yang mengabdikan energinya untuk dakwah islam ke
seluruh dunia. Publikasi perserikatan yang didesain untuk melestarikan
identitas cultural islam yang spesifik dan mencegah asimilasi para pelajar
muslim dalam masyarakat Inggris. Pendidikan agama islam di Inggris yang di
harapkan dapat menjaga identitas anak-anak muslim dari pengaruh masyarakat
barat yang permisif dan matrealistik di pandang tidak memadai. Dan
disekolah-sekolah negeri, ajaran Kristen mendominasi kurikulum, terutama dalam
pelajaran sejarah dan bahasa inggris. Di samping itu, kebanyakan sekolah
Inggris tidak memisahkan siswa perempuan dan laki-laki, padahal ALLAH tidak
menciptakan perempuan dan laki-laki secara identik, dan karena itu pula Islam
menuntut agar anak laki-laki dan perempuan duduk secara terpisah. Para orang
tua menuntut agar perserikatan, menekan otoritas pendidikan agar mempertahankan
sekolah perempuan. Seragam sekolah harus memberikan kelonggaran kepada siswi
muslim untuk mengenakan busana muslim (jilbab, rok panjang dan jubah) dengan
warna sama dengan seragam sekolah. Makanan yang disediakan di sekolah harus
halal meskipun itu dari hewan, tapi tata cara penyembelihannya menggunakan tata
cara islam. Pada akhirnya sekolah juga harus menyediakan musholla dan pada hari
jumat, para pelajar muslim harus di perbolehkan pergi meninggalkan sekolah
untuk menjalankan shalat jumat bersama dengan umat lain kecuali sekolah
bersedia menyediakan imam untuk memimpin shalat.
Di sini, Muslim
Educational Trust menuntut dua bentuk tuntutan, Pertama, menuntut sejumlah ketetapan yang memungkinkan para
pelajar muslim dapat menjalankan hokum islam secara ketat dengan memberikan
elonggaran atas beberapa peraturan umum. Kedua
menuntut perbaikan muatan kurikulum karena dianggap mengarah kepada budaya
permisif dan erat dengan nilai Kristen.[6]
Organisasi-organisasi Islam di Inggris
Ada
sejumlah organisasi islam di Inggris, yaitu:
·
Forum Muslim Inggris
·
Asosiasi Muslim Inggris,
·
Asosiasi Muslim Inggris Ahmadiyah,
·
Islamic Society of Britain,
·
Dewan Muslim Inggris,
·
Misi Islam Inggris (UKIM),
·
Dewan Muslim Sufi,
·
Imam Masjid & Dewan Penasehat Nasional,
·
Minhaj-ul-Quran Inggris,
·
Muslim Public Komite Urusan Inggris,
·
Parlemen Muslim Inggris Raya dan
·
Pendidikan Muslim Terpercaya.[7]
Pada tahun 1951, penduduk
muslim di negara itu diperkirakan baru mencapai 23.000 jiwa. Sepuluh tahun
belakangan, populasi penduduk muslim di Inggris mcniadi 82.000, dan pada tahun
l97l sudah mencapai 369.000 jiwa.
Sebuah survei tahun 2009 sikap Muslim Inggris
masih sangat konservatif terhadap isyu-isyu yang memang sensitif dalam Islam
homoseksualitas dan hukuman mati.
Sebagian besar Muslim di Inggris tinggal di Inggris dan Wales: dari 1.591.000 Muslim yang tercatat pada sensus tahun 2001, sebanyak 1.536.015 tinggal di Inggris dan Wales, di mana mereka membentuk 3% dari populasi pada tahun 2001; sebanyak 42.557 tinggal di Skotlandia, membentuk 0,84% populasi; dan sebanyak 1.943 tinggal di Irlandia Utara. Dan saat ini. jumlah penduduk muslirn di Inggris sekitar 2 juta jiwa.
Sebagian besar Muslim di Inggris tinggal di Inggris dan Wales: dari 1.591.000 Muslim yang tercatat pada sensus tahun 2001, sebanyak 1.536.015 tinggal di Inggris dan Wales, di mana mereka membentuk 3% dari populasi pada tahun 2001; sebanyak 42.557 tinggal di Skotlandia, membentuk 0,84% populasi; dan sebanyak 1.943 tinggal di Irlandia Utara. Dan saat ini. jumlah penduduk muslirn di Inggris sekitar 2 juta jiwa.
[1] Perkembangan-islam-di-inggris.html
tersedia di http://lemahbulu.blogspot.com/2011/10/l Di akses
pada tangal 28 oktober 2012
[2] Gilles kepel, ALLAH in thewest
pergerakan-pergerakan islam di Amerika dan Eropa,(Yogyakarta: Jendela 2003)
h.159
[3]M.Ali
Kettani. Minoritas Muslim Dewasa Ini. Cet.l; (Jakarta: Rajawali Press, 2005).
[4] Gilles kepel, ALLAH in thewest
pergerakan-pergerakan islam di Amerika dan Eropa,(Yogyakarta: Jendela 2003)
h.169
[5] Gilles kepel, ALLAH in thewest
pergerakan-pergerakan islam di Amerika dan Eropa,(Yogyakarta: Jendela 2003)
h.171
[6] Gilles kepel, ALLAH in thewest
pergerakan-pergerakan islam di Amerika dan Eropa,(Yogyakarta: Jendela 2003) h.
172-174.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق