Hambatan- hambatan yang dihadapi Islam di
Prancis
Meski
Islam berkembang pesat di Prancis, bukan berarti islam tidak mengalami
hambatan. Pluralitas masyarakat, faktor sintimen ekonomi, social, ras dan juga
agama memicuh terjadinya kecemburuan (konflik) di tengah-tengah mayarakat.
Problem yang tak kalah seriusnya adalah soal identitas keislaman. Prancis yang
menganut sistem sekuler (pemisahan agama dan negara), tentu menghadapi
kendala-kendala tertentu bagi hak-hak keberagamaan para muslim. Soal persediaan
makanan halal misalnya, atau hak mengenakan jilbab bagi muslimah di ruang-ruang
publik, termasuk di sekolah, kerap mewarnai tarik ulur ketegangan antara
komunitas muslim dengan pemerintah. Menteri Dalam Negeri Prancis sebelum
Sarkozy, Charles Pasqua, pernah bersumpah akan menyapu bersih kaum
fundamentalis Islam” dari negerinya. Menurutnya, Prancis adalah negara sekuler.
Karenanya semua muslim Prancis harus menyesuaikan diri dengan keadaan misalnya
berpakaian ala eropa. Pasqua membeberkan kecurigaannya terhadap Islam sebagai
ancaman atas kepentingan tradisi dan budaya Prancis. Selain itu Pasqua juga
tidak menghendaki pelajaran Agama Islam diajarkan di sekolah. Beberapa buku
Islam yang selama ini dipakai dinyatakan terlarang. Dengan dalih melanggar
hokum, Pasqua juga melarang dibukanya beberapa madrasah yang mempelajari
al-Qur’an. Kepada warga non Muslim, ia menyeruhkan agar waspada akan segala hal
yang berbau Islam seperti jilbab.Pasqua gencar melakukan kampanye “pengosongan
kaum imigran”. Ia berdalih, Prancis tidak lama lagi akan menjadi “Negara
Imigran”. Kecemasan pasqua dan kalangan pemerintah Prancis itu antara lain
karena agama atau nilai-nilai Islam yang dianut para imigran ketika di negeri
asalnya, tetap dipertahankan dalam kehidupannya di Prancis, sehingga turut
berperan besar dalam penyebaran Islam di Negara itu apalagi umat Islam tanpa
berupaya eksis dan menunjukkan keislamannya, tanpa harus larut dalam budaya
Prancis (Barat). Tak heran jika Charles Pasqua berteriak ketakutan: “ Kami
ingin Islam mau mengikuti aturan main yang berlaku di Prancis. Kondisi ini
diperparah lagi setelah terjadinya serangan 11 September 2001 yang
menghancurkan gedung Word Trade Center (WTC) di Amerika. Islam tertuduh sebagai
agama teroris. Kalangan politisi dan pejabat Prancis sudah lama merasa cemas
akan perkembangan Islam yang kian hari kian banyak jumlah pemeluknya. Ditambah
keberanian berekspresi seperti memakai jilbab, perkembangan itu menimbul
kekhawatiran, Prancis akan menjadi kloni Islam atau Negara Imigran Muslim.
Perkembangan Islam di Prancis meningkat seirama
dengan meningkatnya kekhawatiran pemerintah Prancis.Karena itu seorang pemimpin
partai Nasional Prancis, Bruno Meqret, melontarkan sinyalemen tentang apa yang
disebut “koloni Islam atas Prancis”. Merget mengecam adanya pertumbuhan
kekuatan Islam di negeriya. Namun berbeda dengan pasqua, presiden Nicolas
Sarkozy, ketika hadir dalam buka puasa bersama warga Muslim di Masjid Raya di
Paris dan melakukan dialog dengan para ulama Muslim di negeri itu. Pada
kesempatan itu, Sarkozy menyatakan bersumpah akan melindungi hak-hak warga
Muslim Prancis.”Saya akan berada di sisi kalian semua untuk membela hak-hak
kalian. Saya juga minta kalian berada di pihak saya dengan menjalankan
tugas-tugas kalian, ” kata Sarkozy, Ia mengungkapkan bahwa ada beberapa orang
di pemerintahannya yang juga menjalankan ibadah puasa. “Ini menunjukkan bahwa
dari lapisan atas sampai lapisan bawah masyarakat, Islam merupakan bagian
integral dari negeri ini. Namun Sarkozy juga meminta agar semua warga negara
menghormati nilai-nilai yang berlaku di Prancis, misalnya pemisahan antara
gereja dan negara. Ia juga menyatakan mengecam pihak yang menggunakan nama
Islam dalam melakukan tindakan kekerasan. Ia melanjutkan, “Saya tidak pernah
mengkhianati komitmen saya untuk memberikan dukungan penuh pada Islam di
Prancis dan untuk melawan ekstrimisme dengan seluruh kekuatan saya. Dua hal ini
berjalan beriringan. Ada kelompok ekstrimis yang ingin mengakhiri kedamaian di
negeri ini. Mereka yang membunuh dengan mengatasnamakan Islam dan ingin
mendorong dunia ke dalam perang agama secara global telah memperburuk citra
Islam, tandasnya. Dari presiden Sarkozy tersebut nampak bahwa umat Islam di
Prancis harus menyesuaikan keislamannya dengan kondisi sekularis Prancis, jika
tidak, mereka tetap dianggap musuh dan bukan warga Prancis.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق