SEJARAH MASUKNYA ISLAM
DI INDONESIA
Penyebaran agama islam di Nusantara pada
umumnya berlangsung melalui dua proses. Pertama, penduduk pribumi berhubungan
dengan agama islam kemudian menganutnya. Kedua, orang-orang Asing Asia, seperti
Arab, India, dan Cina yang telah beragama islam bertempat tinggal secara
permanen di suatu wilayah Indonesia, melakukan perkawinan campuran dan
mengikuti gaya hidup local. Kedua proses ini mungkin sering terjadi secara
bersamaan.
Mengenai proses masuk dan
berkembangnya agama islam ke Indonesia, para sarjana dan peneliti sepakat bahwa
bahwa islamisasi itu berjalan secara damai, meskipun ada juga penggunaan
kekuatan oleh penguasa muslim Indonesia untuk mengislamkan rakyat atau
masyarakatnya. Secara umum mereka menerima islam tanpa
meninggalkan kepercayaan dan praktek keagamaan yang lama. Hal ini yang sering
dilakukan oleh juru dakwah di Jawa yang terkenal adalah walisanga, mereka
mengajarkan islam dalam bentuk kompromi dengan kepercayaan-kepercayaan
setempat. Di samping itu, mereka juga menggunakan jimat, pesona ilmu kesaktian, dan keahlian supernatural
lainnya untuk mengajak mereka memeluk agama Islam.
Peradaban dan Agama Masyarakat Indonesia
Sebelum Kedatangan Islam
Berdasarkan
letak geografis, tanah air Indonesia merupakan daerah kawasan asia tenggara.
Daerah yang merupakan wilayah kepulauan asia tenggara, terdiri atas Negara-negara,
diantaranya philipina, Malaysia, singapura dan Indonesia. Negara-negara di
kawasan asia tenggara ini mempunyai dasar-dasar persamaan peradaban yang kuat,
dimana latar belakang peradabannya mempunyai corak yang kuat.
Peradaban
bangsa Indonesia dan malaka telah mengenal jaman sejarah, yakni zaman di mana
mereka telah mengenal tulisan.zaman ini adalah atas pengaruh agama hindu dan
budha yang mengenal huruf pallawa. Pengaruh ini berlangsung antara tahun
1400-1478, bahwa masuknya hinduisme membawa perubahan besar, yaitu kedudukan
raja yang semula atas pemilihan ” primus inter pares” berubah menjadi system
dinasti berdasarkan hukum kasta.
Critera
epos Ramayana dari pujangga walmiki, merupakan sumber lakon pertunjukan wayang
Indonesia bersama ceritera Ramayana. Seni pagelaran wayang ini merupakan hasil
budaya hindu yang banyak digemari.
Di bidang seni bangunan, candi merupakan pengaruh hindu
dan budha yang lebih menonjol lagi, bahkan bangunan-bangunan candi Indonesia
dapat memberikan petunjuk khusus sebagai peninggalan pengaruh hinduisme dan
budhisme, sekalipun sebenarnya pola bngunan candi Indonesia adalah berasal dari
seni bangunan prasejarah. Bahkan
pada bangunan ini banyak pula gambar-gambar relief pafda dinding candi yang
melukiskan flora dan fauna Indonesia asli, bukan dari hindia.[1]
Pengaruh Islam Terhadap Peradaban Bangsa
Indonesia
Perkembangan
islam di Indonesia membawa pengaruh yang sangat besar, sehingga tidak di rasa
kebudayaan dan peradaban Indonesia banyak yang berasal dari islam. Masuknya
pengaruh islam ke kebudayaan nasional, meliputi bahasa, nama, adat istiadat,
dan kesenian.[2]
a. Pengaruh
Bahasa dan Nama
Bahasa Indonesia banyak yang di pengaruhi
islam, bersal dari bahasa arab. Karena sering di pergunakannya pada pembicaraan
umum, surat kabar dan lain-lainnya, seolah-olah bahasa tersebut sudah menjadi
bahsa Indonesia. Seperti, kata perlu yang bersal dari fardu, musawarah dari
kata musyawarah, dan kata ihlas dari kata ikhlas.
Di bidang nama sudah sangat luas pengaruhnya
pada masyarakat Indonesia. Tidak sedikit jumlahnya bangsa Indonesia yang
namanya berasal dari bahasa arab, karena pengaruhnya ajaran agama islam.
b. Pengaruh
adat-istiadat
Adat-istiadat bangsa Indonesia yang dari pengaruh ajaran
agama islam, tidak saja orang islam yang melakukan, tetapi oprang lainpun
banyak yang melakukan seolah-olah sudah menjadi milik bangsa Indonesia sendiri.
Seperti, mengucapkan salam ketika hendak berpidato atau bertemu dengan yang
lainnya dan membaca doa pada setiap acara dan pekerjaan yang dilaksanakan.
c.
Pengaruh kesenian
Pengaruh
kesenian ini yang mencolok pada kesenian lagu-lagu qosidah , di mana dalam
syairnya bernafaskan ajaran-ajaran agama. Lagu-lagu qosidah itu di iringi
dengan musik rebana.memukul rebana dengan irama yang teratur disertai bacaan
memuji allah, sering dilakukan masyarakat Indonesia pada upacara perkawinan,
maulidiyah, khitanan dan lain-lainnya.
Seni baca al qur’an musabaqah tilawtil qur’an yang
dilaksanakan tiap tahun dari tingkat anak sampai dewasa. Pengaruh islam pada bangsa Indonesia semakin
hari bertambah luas, sehingga ikut pula mewarnai pertumbuhan kebudayaan
indonesia.
Awal Mula Masuknya Islam Di Indonesia
a.
Teori
tentang Masuknya Islam ke Indonesia
Islam di
Indonesia baik secara historis maupun sosiologis sangat kompleks, terdapat banyak
masalah, misalnya tentang sejarah dan perkembangan awal islam. Oleh karena itu,
para sarjana sering berbeda pendapat. Harus diakui bahwa penulisan sejarah
Indonesia diawali oleh golongan orientalis yang sering ada usaha untuk
meminimalisasi peran islam, di samping usaha para sarjana muslim yang ingin
mengemukakan fakta sejarah yang lebih jujur.
Suatu
kenyataan bahwa kedatangan Islam ke Indonesia dilakukan secara damai. Islam
dalam batas tertentu disebarkan oleh pedagang, kemudian dilanjutkan oleh para
guru agama (da’i) dan pengembara sufi. Orang yang terlibat dalam kegiatan
dakwah pertama itu tidak bertendensi apapun selain bertanggung jawab menunaikan
kewajiban tanap pamrih, sehingga nama mereka berlalu begitu saja. Tidak ada
catatan sejarah atau prasasti pribadi yang sengaja atau prasasti pribadi yang
sengaja dibuat mereka untuk mengabadikan
peran mereka, ditambah lagi wilayah Indonesia yang sangat luas dengan perbedaan
kondisi dan situasi. Oleh karena itu, wajar kalau terjadi perbedaan pendapat tentang kapan,
dari mana, dan di mana pertama kali islam di Indonesia. Namun secara garis
besar perbedaan pendapat itu dapat dibagi menjadi sebagai berikut:[3]
pendapat pertama dipelopori oleh
sarjana-sarjana orientalis Belanda, di antaranya Snouck Hurgronje yang
berpendapat pada abad ke-13 M dari Gujarat (bukan dari Arab langsung) dengan
bukti ditemukannya makam sultan yang beragama Islam pertama Malik as-Sholeh,
raja pertama kerajaan Samudera Pasai yang dikatakan dari Gujarat.
Pendapat
kedua dikemukakan oleh sarjana-sarjana Muslim, di
antara Prof. Hamka, yang mengadakan “Seminar Sejarah Masuknya Islam ke
Indonesia” di Medan tahun 1963. Hamka dan teman-temannya berpendapat bahwa
Islam sudah dating ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah(± abad ke-7 sampai 8
M) langsung dari Arab dengan bukti jalur pelayaran yang ramai dan bersifat
internasional sudah dimulai jauh sebelum abad ke-13 (yaitu sudah ada sejak abad
ke-7 M) melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina (Asia
Timur), Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umaiyyah di Asia Barat.
Pendapat ketiga, Sarjana
Muslim K otemporer seperti Taufik Abdullah mengkompromikan kedua pendapat
tersebut. Menurut pendapatnya memang Benar Islam sudah dating ke Indonesia
sejak abad pertama Hijriyyah abad ke-7 atau 8 M. tetapi baru dianut oleh para
pedagang Timur Tengah di pelabuhan-pelabuhan. Barulah islam masuk secara
besar-besaran dan mempunyai kekuatan politik pada abad ke-13 dengan berdirinya
Samudera Pasai. Hal ini terjadi akibat arus balik kehancuran Baghdad ibu kota
Abbasiyah oleh Hulagu. Kehancuran Baghdad menyebabkan pedagang Muslim
mengalihkan aktivitas perdagangan ke arah Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia
Tenggara.
Dari
sinilah akhirnya islam bisa berkembang sekarang. Masuknya islam di Indonesia
tentunya melalui tahapan-tahapan dan dengan adanya metode-metode yang
diterapkan sehingga mampu untuk mengislamkan kepulauan ini.
b.
Proses
Islamisasi di Indonesia
Menurut Hasan
Muarif Ambari ada tiga tahap proses islamisasi di Indonesia:[4]
Pertama,
fase kehadiran para pedagang muslim (abad ke-1 sampai ke-4). Mengenai adanya
makam Fatimah binti Maimun di Leren Gersik dengan angka tahun angka tahun 475
H/ 1082 M bentuk maesan dan jiratnya menunjukkan pola gaya hias makam dari abad
ke-16. Fatimi berpendapat bahwa nisan itu ditulis oleh orang syiah dan ia juga
bukan seorang muslim Jawa, tetapi seorang pendatang yang sebelumnya bermukim di
timur jauh.
Kedua,
terbentuknya kerajaan islam (13-16 M). pada fase ditandai dengan munculnya
pusat-pusat kerajaan islam. Ditemukannya makam Malik al-Shaleh yang terletak di
kecamatan samudra di Aceh utara dengan angka tahun 696 H/ 1297 M merupakan
bukti yang jelas adanya kerajaan Islam
di Pasai.
Ketiga,
fase pelembagaan islamagama Islam yang berpusat di Pasai tersebar luas ke Aceh
di pesisir sumatera, Malaka, Demak, Gersik, Banjarmasin, dan Lombok. Bukti
persebarannya ditemukan cukup banyak. Di Semenanjung Melayu ditemukan
bentuk-bentuk nisan yang menyerupai bentuk-bentuk batu nisan di Aceh. Di kuwin
Banjarmasin tepatnya di komplek pemakaman sultan suriansyah (Raden Samudra)
terdapat batu nisan yang mempunyai kesamaan dengan batu nisan yang ada di Demak
dan Gersik. Di pemakaman Seloparang terdapat batu nisan yang memiliki gaya Jawa
Timur.
Metode-Metode Masuknya Islam Di Indonesia
Menurut
Uka Tjandrasasmita masuknya islam di Indonesia dilakukan enam saluran yaitu:[5]
a. Saluran Perdagangan
Kesibukan
lalu perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 M. Membuat pedagang-pedagang
Muslim ( Arab, Persia, dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari
negeri-negeri barat, tenggara dan Timur Benua Asia. Dan para pedagang Muslim
banyak yang bermukim di pesisir jawa yang penduduknya masih kafir. Hingga
akhirnya mereka mampu mendirikan masjid-masjid dan pemukiman-pemukiman muslim.
b. Saluran Perkawinan
Dilihat dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki
status sosial lebih baik dari pada pribumi Indonesia sendiri, sehingga tidak
sedikit penduduk pribumi yang tertarik dengan para pedagang muslim tersebut
khususnya putri-putri raja dan bangsawan. Sebelum
kawin mereka diislamkan lebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan,
lingkungan mereka makin luas. Akhirnya, timbul kampung-kampung, daerah-daerah,
dan kerajaan muslim.jalur perkawinan ini lebih menguntungkan apabila terjadi
antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati,
karena raja, adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi.
c.
Saluran
Tasawuf
Pengajar-pengajar
tasawauf atau para sufi, mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang
sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan
mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka ada juga yang
mengawini putri-putri bangsawan setempat. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang
diajarkan kepada penduduk pribumi
mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama
hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Diantara
ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam
pikiran Indonesia pra islam itu adalah Hamzah Fansuri di aceh, syeh lemah
abang, dan sunan panggung di jawa. Ajaran mistik seperti ini masih berkembang
di Indonesia di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.
d.
Saluran
Pendidikan
Islamisasi
juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang
diselenggaakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama. Di pesantren
atau pondok itu, calon ulama, guru agama, dan kiai mendapat pendidikan agama.
Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing kemudian
mereka berdakwah ketempat tertentu mengajarkan islam. Misalnya, pesantren yang
didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Denta Surabaya dan Sunan Giri di Giri.
Keluaran pesantren Giri ini banyak yang di undang ke maluku untuk mengajarkan agama
islam.
e.
Saluran
Kesenian
Saluran
islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal terutama di Jawa adalah
pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah seorang Wali Songo yang
paling mahir dalam mementaskan wayang.[6]
Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton
untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang
masih dipetik dari cerita mahabarata dan Ramayana, tetapi di dalam cerita itu
disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan islam. Kesenian-kesenian lain juga
dijadikan alat islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad, dan sebagainya ),
seni bangunan dan seni ukir.
f.
Saluran
Politik
Di
maluku dan sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk islam setelah rajanya
memeluk islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu
tersebarnya islam didaerah ini. Di samping itu, baik di sumatera dan jawa
maupun di Indonesia bagian timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan
islam memerangi kerajaan-kerajaan non-islam. Kemenangan kerajaan islam secara
politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan islam itu masuk islam.
[1]
Ma’ruf`
Misbah, Ja’far Sanususi, Abdullah
Qusyairi M, Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 1994 Untuk Madrasah Aliyah
Kelas III, ( semarang; penerbit CV. Wicaksana , 1994) hlm. 80.
[2] Ibid, hal.81
[3] Musyrifah sunanto, Sejarah
Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2012 ), hlm. 8-9.
[4] Mudzirin Yusuf, Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, (Yogyakarta:
Pustaka, 2006), hlm, 45-47.
[5] Badri Yatim, Sejarah Peradaban
Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), hlm, 201-204.
[6] Musyrifah sunanto, Sejarah
Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2012 ), hlm. 12.
Klik Dibawah Ini Untuk Menambah Wawasan Anda
Baca Juga Yang Ini, Seru Loo!!
إرسال تعليق