SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA

الأحد، 3 مارس 20130 komentar



SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA
Penyebaran agama islam di Nusantara pada umumnya berlangsung melalui dua proses. Pertama, penduduk pribumi berhubungan dengan agama islam kemudian menganutnya. Kedua, orang-orang Asing Asia, seperti Arab, India, dan Cina yang telah beragama islam bertempat tinggal secara permanen di suatu wilayah Indonesia, melakukan perkawinan campuran dan mengikuti gaya hidup local. Kedua proses ini mungkin sering terjadi secara bersamaan.
Mengenai proses masuk dan berkembangnya agama islam ke Indonesia, para sarjana dan peneliti sepakat bahwa bahwa islamisasi itu berjalan secara damai, meskipun ada juga penggunaan kekuatan oleh penguasa muslim Indonesia untuk mengislamkan rakyat atau masyarakatnya. Secara umum mereka menerima islam tanpa meninggalkan kepercayaan dan praktek keagamaan yang lama. Hal ini yang sering dilakukan oleh juru dakwah di Jawa yang terkenal adalah walisanga, mereka mengajarkan islam dalam bentuk kompromi dengan kepercayaan-kepercayaan setempat. Di samping itu, mereka juga menggunakan jimat,  pesona ilmu kesaktian, dan keahlian supernatural lainnya untuk mengajak mereka memeluk agama Islam.
Peradaban dan Agama Masyarakat Indonesia Sebelum Kedatangan Islam
Berdasarkan letak geografis, tanah air Indonesia merupakan daerah kawasan asia tenggara. Daerah yang merupakan wilayah kepulauan asia tenggara, terdiri atas Negara-negara, diantaranya philipina, Malaysia, singapura dan Indonesia. Negara-negara di kawasan asia tenggara ini mempunyai dasar-dasar persamaan peradaban yang kuat, dimana latar belakang peradabannya mempunyai corak yang kuat.
Peradaban bangsa Indonesia dan malaka telah mengenal jaman sejarah, yakni zaman di mana mereka telah mengenal tulisan.zaman ini adalah atas pengaruh agama hindu dan budha yang mengenal huruf pallawa. Pengaruh ini berlangsung antara tahun 1400-1478, bahwa masuknya hinduisme membawa perubahan besar, yaitu kedudukan raja yang semula atas pemilihan ” primus inter pares” berubah menjadi system dinasti berdasarkan hukum kasta.
Critera epos Ramayana dari pujangga walmiki, merupakan sumber lakon pertunjukan wayang Indonesia bersama ceritera Ramayana. Seni pagelaran wayang ini merupakan hasil budaya hindu yang banyak digemari.
Di bidang seni bangunan, candi merupakan pengaruh hindu dan budha yang lebih menonjol lagi, bahkan bangunan-bangunan candi Indonesia dapat memberikan petunjuk khusus sebagai peninggalan pengaruh hinduisme dan budhisme, sekalipun sebenarnya pola bngunan candi Indonesia adalah berasal dari seni bangunan prasejarah. Bahkan pada bangunan ini banyak pula gambar-gambar relief pafda dinding candi yang melukiskan flora dan fauna Indonesia asli, bukan dari hindia.[1]
Pengaruh Islam Terhadap Peradaban Bangsa Indonesia
Perkembangan islam di Indonesia membawa pengaruh yang sangat besar, sehingga tidak di rasa kebudayaan dan peradaban Indonesia banyak yang berasal dari islam. Masuknya pengaruh islam ke kebudayaan nasional, meliputi bahasa, nama, adat istiadat, dan kesenian.[2]
a.        Pengaruh Bahasa dan Nama
            Bahasa Indonesia banyak yang di pengaruhi islam, bersal dari bahasa arab. Karena sering di pergunakannya pada pembicaraan umum, surat kabar dan lain-lainnya, seolah-olah bahasa tersebut sudah menjadi bahsa Indonesia. Seperti, kata perlu yang bersal dari fardu, musawarah dari kata musyawarah, dan kata ihlas dari kata ikhlas.
            Di bidang nama sudah sangat luas pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Tidak sedikit jumlahnya bangsa Indonesia yang namanya berasal dari bahasa arab, karena pengaruhnya ajaran agama islam.
b.    Pengaruh adat-istiadat
Adat-istiadat bangsa Indonesia yang dari pengaruh ajaran agama islam, tidak saja orang islam yang melakukan, tetapi oprang lainpun banyak yang melakukan seolah-olah sudah menjadi milik bangsa Indonesia sendiri. Seperti, mengucapkan salam ketika hendak berpidato atau bertemu dengan yang lainnya dan membaca doa pada setiap acara dan pekerjaan yang dilaksanakan.
c.        Pengaruh kesenian
Pengaruh kesenian ini yang mencolok pada kesenian lagu-lagu qosidah , di mana dalam syairnya bernafaskan ajaran-ajaran agama. Lagu-lagu qosidah itu di iringi dengan musik rebana.memukul rebana dengan irama yang teratur disertai bacaan memuji allah, sering dilakukan masyarakat Indonesia pada upacara perkawinan, maulidiyah, khitanan dan lain-lainnya.
Seni baca al qur’an musabaqah tilawtil qur’an yang dilaksanakan tiap tahun dari tingkat anak sampai dewasa. Pengaruh islam pada bangsa Indonesia semakin hari bertambah luas, sehingga ikut pula mewarnai pertumbuhan kebudayaan indonesia.


Awal Mula Masuknya Islam Di Indonesia
a.    Teori tentang Masuknya Islam ke Indonesia
Islam di Indonesia baik secara historis maupun sosiologis sangat kompleks, terdapat banyak masalah, misalnya tentang sejarah dan perkembangan awal islam. Oleh karena itu, para sarjana sering berbeda pendapat. Harus diakui bahwa penulisan sejarah Indonesia diawali oleh golongan orientalis yang sering ada usaha untuk meminimalisasi peran islam, di samping usaha para sarjana muslim yang ingin mengemukakan fakta sejarah yang lebih jujur.
Suatu kenyataan bahwa kedatangan Islam ke Indonesia dilakukan secara damai. Islam dalam batas tertentu disebarkan oleh pedagang, kemudian dilanjutkan oleh para guru agama (da’i) dan pengembara sufi. Orang yang terlibat dalam kegiatan dakwah pertama itu tidak bertendensi apapun selain bertanggung jawab menunaikan kewajiban tanap pamrih, sehingga nama mereka berlalu begitu saja. Tidak ada catatan sejarah atau prasasti pribadi yang sengaja atau prasasti pribadi yang sengaja dibuat  mereka untuk mengabadikan peran mereka, ditambah lagi wilayah Indonesia yang sangat luas dengan perbedaan kondisi dan situasi. Oleh karena itu, wajar kalau  terjadi perbedaan pendapat tentang kapan, dari mana, dan di mana pertama kali islam di Indonesia. Namun secara garis besar perbedaan pendapat itu dapat dibagi menjadi sebagai berikut:[3]        
pendapat pertama dipelopori oleh sarjana-sarjana orientalis Belanda, di antaranya Snouck Hurgronje yang berpendapat pada abad ke-13 M dari Gujarat (bukan dari Arab langsung) dengan bukti ditemukannya makam sultan yang beragama Islam pertama Malik as-Sholeh, raja pertama kerajaan Samudera Pasai yang dikatakan dari Gujarat.
Pendapat kedua dikemukakan oleh sarjana-sarjana Muslim, di antara Prof. Hamka, yang mengadakan “Seminar Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia” di Medan tahun 1963. Hamka dan teman-temannya berpendapat bahwa Islam sudah dating ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah(± abad ke-7 sampai 8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional sudah dimulai jauh sebelum abad ke-13 (yaitu sudah ada sejak abad ke-7 M) melalui Selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di Cina (Asia Timur), Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umaiyyah di Asia Barat.
Pendapat ketiga, Sarjana Muslim K otemporer seperti Taufik Abdullah mengkompromikan kedua pendapat tersebut. Menurut pendapatnya memang Benar Islam sudah dating ke Indonesia sejak abad pertama Hijriyyah abad ke-7 atau 8 M. tetapi baru dianut oleh para pedagang Timur Tengah di pelabuhan-pelabuhan. Barulah islam masuk secara besar-besaran dan mempunyai kekuatan politik pada abad ke-13 dengan berdirinya Samudera Pasai. Hal ini terjadi akibat arus balik kehancuran Baghdad ibu kota Abbasiyah oleh Hulagu. Kehancuran Baghdad menyebabkan pedagang Muslim mengalihkan aktivitas perdagangan ke arah Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara.  
Dari sinilah akhirnya islam bisa berkembang sekarang. Masuknya islam di Indonesia tentunya melalui tahapan-tahapan dan dengan adanya metode-metode yang diterapkan sehingga mampu untuk mengislamkan kepulauan ini.
b.    Proses Islamisasi di Indonesia
Menurut Hasan Muarif Ambari ada tiga tahap proses islamisasi di Indonesia:[4]
Pertama, fase kehadiran para pedagang muslim (abad ke-1 sampai ke-4). Mengenai adanya makam Fatimah binti Maimun di Leren Gersik dengan angka tahun angka tahun 475 H/ 1082 M bentuk maesan dan jiratnya menunjukkan pola gaya hias makam dari abad ke-16. Fatimi berpendapat bahwa nisan itu ditulis oleh orang syiah dan ia juga bukan seorang muslim Jawa, tetapi seorang pendatang yang sebelumnya bermukim di timur jauh.
Kedua, terbentuknya kerajaan islam (13-16 M). pada fase ditandai dengan munculnya pusat-pusat kerajaan islam. Ditemukannya makam Malik al-Shaleh yang terletak di kecamatan samudra di Aceh utara dengan angka tahun 696 H/ 1297 M merupakan bukti yang jelas adanya kerajaan  Islam di Pasai.
Ketiga, fase pelembagaan islamagama Islam yang berpusat di Pasai tersebar luas ke Aceh di pesisir sumatera, Malaka, Demak, Gersik, Banjarmasin, dan Lombok. Bukti persebarannya ditemukan cukup banyak. Di Semenanjung Melayu ditemukan bentuk-bentuk nisan yang menyerupai bentuk-bentuk batu nisan di Aceh. Di kuwin Banjarmasin tepatnya di komplek pemakaman sultan suriansyah (Raden Samudra) terdapat batu nisan yang mempunyai kesamaan dengan batu nisan yang ada di Demak dan Gersik. Di pemakaman Seloparang terdapat batu nisan yang memiliki gaya Jawa Timur.
Metode-Metode Masuknya Islam Di Indonesia
Menurut Uka Tjandrasasmita masuknya islam di Indonesia dilakukan enam saluran yaitu:[5]
a.       Saluran Perdagangan
            Kesibukan lalu perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 M. Membuat pedagang-pedagang Muslim ( Arab, Persia, dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri barat, tenggara dan Timur Benua Asia. Dan para pedagang Muslim banyak yang bermukim di pesisir jawa yang penduduknya masih kafir. Hingga akhirnya mereka mampu mendirikan masjid-masjid dan pemukiman-pemukiman muslim.
b.      Saluran Perkawinan
Dilihat dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial lebih baik dari pada pribumi Indonesia sendiri, sehingga tidak sedikit penduduk pribumi yang tertarik dengan para pedagang muslim tersebut khususnya putri-putri raja dan bangsawan. Sebelum kawin mereka diislamkan lebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas. Akhirnya, timbul kampung-kampung, daerah-daerah, dan kerajaan muslim.jalur perkawinan ini lebih menguntungkan apabila terjadi antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja, adipati atau bangsawan itu kemudian  turut mempercepat proses Islamisasi.
c.       Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawauf atau para sufi, mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka ada juga yang mengawini putri-putri bangsawan setempat. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan  kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra islam itu adalah Hamzah Fansuri di aceh, syeh lemah abang, dan sunan panggung di jawa. Ajaran mistik seperti ini masih berkembang di Indonesia di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.

d.      Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang diselenggaakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama, dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing kemudian mereka berdakwah ketempat tertentu mengajarkan islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Denta Surabaya dan Sunan Giri di Giri. Keluaran pesantren Giri ini banyak yang di undang ke maluku untuk mengajarkan agama islam.
e.       Saluran Kesenian
Saluran islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal terutama di Jawa adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah seorang Wali Songo yang paling mahir dalam mementaskan wayang.[6] Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita mahabarata dan Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan alat islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad, dan sebagainya ), seni bangunan dan seni ukir.
f.       Saluran Politik
Di maluku dan sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk islam setelah rajanya memeluk islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya islam didaerah ini. Di samping itu, baik di sumatera dan jawa maupun di Indonesia bagian timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan islam memerangi kerajaan-kerajaan non-islam. Kemenangan kerajaan islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan islam itu masuk islam.


[1] Ma’ruf` Misbah, Ja’far Sanususi,  Abdullah Qusyairi M, Sejarah Kebudayaan Islam Kurikulum 1994 Untuk Madrasah Aliyah Kelas III, ( semarang; penerbit CV. Wicaksana , 1994) hlm. 80.
[2] Ibid, hal.81
[3] Musyrifah sunanto, Sejarah Peradaban Islam  Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012 ), hlm. 8-9.
[4] Mudzirin Yusuf,  Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka, 2006), hlm, 45-47.
[5] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), hlm, 201-204.
[6] Musyrifah sunanto, Sejarah Peradaban  Islam Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012 ), hlm. 12.

Klik Dibawah Ini Untuk Menambah Wawasan Anda
Baca Juga Yang Ini, Seru Loo!!
Share this article :

إرسال تعليق

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ilmu ngawor tepak - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger