ASAL USUL KEMUNCULAN SYI’AH
Syi’ah di lihat
dari bahasa berarti pengikut, pendukung ,atau kelompok sedangkan secara
terminologis adalah sebagian kaum muslim yang dalam bidang spiritual dan
keagamaanya selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW. Atau
al-bait. Poin penting dalam doktrim syi’ah adalah menyatakan bahwa segala
bentuk agama itu bersumber dari ahl al-bait atau para pengikutnya.[1]
Syi’ah mendapat
pengikut yang besar terutama pada masa dinasti Amawiyyah. Hal ini
menurut Abu Zahrah merupakan akibat perlakuan kasar dan kejam dinasti ini
terhadap al-bait. Diantara bentuk kekerasan itu adalah yang di lakukan
penguasa Bani Umayah. Yazid bin Mua’wiyah umpamanya, pernah memerintah
pasukanya yang di pimpin oleh Ibn Ziyad untuk memenggal kepala Husein bin Ali
di Karbala, diceritakan bahwa setelah di penggal, kepala husein di bawa
kehadapan Yazid dan dengan tongkatnya Yazid memukul kepala cucu Nabi SAW. Yang pada waktu
kecilnya yang sering di cium Nabi, kekejaman seperti ini menyebabkan sebagian
kaum muslimin tertarik dan mengikuti mazhab Syi’ah. atau paling tidak menaruh
simpati mendalam terhadap tragedi yang menimpa ahl al- bait.[2]
Kata Syi’ah ini
sendiri muncul dari Mukhtar bin Abi
Ubaid ast-saqfi yang menyatakan bahwa’ adalah Syi’ah yang merupakan keturunan
dari Muhammad saw bin Ali bin Abi Thalib’, Dan setelah Mukhtar bin Ali bin Abi
Thalib terbunuh, Syiah menjadi sebuah kelompok atau aliran agama yang
meletakkan dasar- dasar Syi’ah belum sempurna menjadi suatu aliran hingga pada
masa ja’far Shadiq.[3]
sudah muncul sejak Rasulullah SAW masih hidup. Hal ini dapat dibuktikan
dengan realita-realita berikut ini:
1. ketika Rasulullah
SAWW mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengajak keluarga terdekatnya masuk
Islam, ia berkata kepada mereka: “Barang siapa di antara kalian yang siap untuk
mengikutiku, maka ia akan menjadi pengganti dan washiku setelah aku
meninggal dunia”. Tidak ada seorang pun di antara mereka yang bersedia untuk
mengikutinya kecuali Ali a.s. Sangat tidak masuk akal jika seorang
pemimpin pergerakan --di hari pertama ia memulai
langkah-langkahnya--memperkenalkan penggantinya setelah ia wafat kepada orang
lain dan tidak memperkenalkanya kepada para pengikutnya yang setia. Atau ia
mengangkat seseorang untuk menjadi penggantinya, akan tetapi, di sepanjang masa
aktifnya memperlakukannya sebagaimana
orang biasa. Keberatan-keberatan di atas adalah bukti kuat bahwa Imam Ali a.s.
setelah diperkenalkan sebagai pengganti dan washi Rasulullah SAWW di
hari pertama dakwah, memiliki misi yang tidak berbeda dengan missi Rasulullah
SAWW dan orang yang mengikutinya berarti ia juga mengikuti Rasulullah SAW.
2 riwayat-riwayat mutawatir yang
dinukil oleh Ahlussunnah dan Syi’ah, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa Imam
Ali a.s. terjaga dari setiap dosa dan kesalahan, baik dalam ucapan maupun
perilaku. Semua tindakan dan perilakunya sesuai dengan agama Islam dan ia
adalah orang yang paling tahu tentang Islm.
3.Imam Ali a.s.
adalah sosok figur yang telah berhasil menghidupkan Islam dengan
pengorbanan-pengorbanan yang telah lakukannya. Seperti, ia pernah tidur di atas
ranjang Rasulullah SAWW di malam peristiwa lailatul mabit ketika
Rasulullah SAWW hendak berhijrah ke Madinah dan kepahlawannya di medan perang
Badar, Uhud, Khandaq dan Khaibar. Seandainya pengorbanan-pengorbanan tersebut
tidak pernah dilakukannya, niscaya Islam akan sirna di telan gelombang
kebatilan
4.Peristiwa Ghadir Khum adalah puncak keistimewaan yang dimiliki oleh
Imam Ali a.s. Sebuah peristiwa yang seandainya dapat direalisasikan sesuai
dengan kehendak Rasulullah SAW akan memberikan warna lain terhadap Islam.[4]
Semua
keistimewaan dan keistimewaan-keistimewaan lain yang diakui oleh Ahlussunnah
bahwa semua itu hanya dimiliki oleh Imam Ali a.s. secara otomatis akan
menjadikan sebagian pengikut Rasulullah SAWW yang memang mencintai kesempurnaan
dan hakikat, akan mencintai Imam Ali a.s. dan lebih dari itu, akan menjadi
pengikutnya. Dan tidak menutup kemungkinan bagi sebagian pengikutnya yang
memang memendam rasa dengki di hati kepada Imam Ali a.s., untuk membencinya
meskipun mereka melihat ia telah berjasa dalam mengembangkan dan menjaga Islam
dari kesirnaan.[5]
Kata Syi’ah ini sendiri muncul dari Mukhtar bin Abi Ubaid ast-saqfi yang
menyatakan bahwa’ adalah Syi’ah yang merupakan keturunan dari Muhammad saw bin
Ali bin Abi Thalib’, Dan setelah Mukhtar bin Ali bin Abi Thalib terbunuh, Syiah
menjadi sebuah kelompok atau aliran agama yang meletakkan dasar- dasar Syi’ah
belum sempurna menjadi suatu aliran hingga pada masa ja’far Shadiq.[6]
Syi’ah Itsna Asyariyah
Dinamakan
Syi’ah Itsna Asyariyah karena yang menjadi dasar akidahnya adalah dalam
persoalan imam dalam arti pemimpin relegion politik, Ali berhak menjadi
kholifah bukan hanya karena kecakapanya atau kemuliaan akhlaknya, tetapi juga
karena ia telah di tunjuk oleh nas dan pantas menjadi kholifah pewaris
kepemimpinan Nabi Muhammad SAW,[7]
Diantara
golongan syi’ah ada yang mengatakan
bahwa yang menjadi imam adalah Ahmad ibn Musa ibn Ja’far, bukan saudaranya Ali
Ridho , dan ada yang pula mengatakan ‘ Ali Ridho karena meragukan Muhammad ibn’
Ali sebab ketika ayahnya meningal
Muhammad ibn’ Ali masih kecil tidak berhak menjadi imamah.[8]
Dan ada
beberapa doktrin Syi’ah Istna Asyariyah di antaranya adalah:
a . Tauhid ( The Devine Uniti)
Tuhan itu Esa,
keesaan Tuhan adalah mutlak,Tuhan adalah qodim. Maksudnya Tuhan berdiri dengan
sendirinya sebelum ada rung dan waktu.
b. Keadilan (The Devine Justice)
Tuhan menciptakan kebaikan di alam semesta ini merupakan keadilan,
ia tidak pernah menghiasi ciptaan -Nya
dengan ketidakadilan
c. Nubuwwat (Apostleship
Petunjuk Setiap makhluk
sekalipun telah di beri insting, masih membutuhkan petunjuk, baik petunjuk dari Tuhan
maupun dari manusia.
d. Ma’ad(The
Last Day)
Ma’ad adalah hari akhir (kiamat) untuk menghadap pengadilan, Tuhan di
akhirat, setiap muslim harus yakin akan
beradaan hari kiamat dan kehidupan suci setelah dinyatakan bersih dan lurus
dalam menujun kehidupan akhirat
e . Imammah(The
Devine Guidance)
imammah adalah institusi dinagurasikAan Tuhan untuk memberi petunjuk
manusia yang di pilih dari keturunan ibrahim dan didelegasikan kepada
keturunan Nabi Muhammad sebagai nabi
dan rosul terakhir.[9]
Syi’ah Sab’iyah( Syi’ah Tujuan)
Istilah
Syi’ah Sab’iyah( Syi’ah Tujuan) dianologikan dengan Syi’ah Istna Assyariyah.
Istilih itu memberikan pengertian bahwa sekte Syi’ah Sab’iyah hanya mengakui
tujuan imam ‘yaitu Ali, Hasan , Husein, Ali Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir.
Ja’far Ash-Shadiq. Dan ismail bin Shadiq, Syi’ah Sab’iyah di sebut juga Syi’ah
Ismailiyah[10]
Syarat-syarat seorang imam dalam pandangan Syi’ah Sab’iyah adalah sebagai berikut:
a
.imam harus berasal dari keturunan Ali melalui perkawinanya dengah fatimah yang
kemudian di kenal dengan ahlul bait.
b.
imam harus dari keturunan Ali melalui pernikahanya dengan seorang wanita dari
hanifah dan mempunyai anak yang bernama Muhammad bin Al- Hanifah.
c. imam harus berdasarkan penunjukan dan nas.
d.
keimanan jatuh pada anak tertua yaitu Syi’ah Sabiyah.
e.
imam harus di jabat oleh seorang yang paling baik.
Az- Zaidiyyah
Az-Zaidiyah
adalah para pengikut Zaid ibn Ali ibn
Husain ibn Abi Thalib. Menurut mereka ,
imamah hanya berada di tangan keturunan
Fathimah.[11]
Doktrin
imamah menurut syi;ah Zaidiyah
Imamah,
sebagai mana telah di sebutkan, merupakan doktrin mental dalam syi;ah secara umum. Berbeda dengan
doktrin imamah yang di kembangkan Syi’ah
lain, Syi’ah Zaidiyadiyah mengembangkan doktrin imamah yang kapital. Kaum
Zaidiyah menolak pandangan yang menyatakan bahwa seseorang imam yang
mewarisi kepemimpinan nabi Muhammad SAW.
Ghulat
Ghulat berasal dari kata ghala- yaghlu- ghuluw artinya bertambah
atau naik,Ghala biad-din artinya memperkuat dan menjadi ekstrim sehinga
melampau batas. Syi’ah Ghulat adalah kelompok pendukung Ali yang memiliki sifat
berlebih- lebihan atau ekstrim (exaggeration)). Lebih jauh ,Abu Zahrah
menjelaskan bahwa Syi’ah ekstrim ( Ghulat)
adalah kelompok yang menempatkan Ali
pada derajat ketuhanan . dan ada yang mengangkat pada derajat kenabian
bahkan lebih tinggi dari pada Muhammad
Doktrin- doktrin Syi’ah Ghulat
Menurut Syahrastani, adaa empat doktrin yang membuat mereka
ekstrim, yaitu tanasukh, bada raj’ah dan
tasbih, Moojan Momen menambahkanya dengan hulul dan ghayba, Tanasukh adalah
keluarnya roh dari satu jasad dan mengambil dari falsafah Hindu, Penganut agama
Hindu berkeyakinan bahwa roh di siksa dengan berpindah ke tubuh hewan yang
lebih rendah dan di beri pahala dengan cara
berpindah dari satu kehidupan kepada kehidupan yang lebih tinggi.
Syi’ah Ghulat menerapkan
faham ini dalam konsep imamahnya, sehinga ada yang mengatakan seperti Abdullah
bin Muawiyah bin Abdullah bin Ja’far- bahwa roh Allah berpindah kepada Adam
seterusnya kepada imam- imam secara turun – temurun.[12]
Golongan Syi’ah terdiri dari lima kelompok besar: al- Kisaniyyah,
az-Zaidiyyah. Al- imamiyyah, al-Ghulat dan, al-isma’iliyyah. Sebagian mereka
dalam bidang teologi lebih cenderung ke Al-Mu’tazilah sebagian yang lain ke Ahl
as-Sunnah dan sebagianya lagi cenderung ke at-Tasybih( penyamaan Tuhan dengan
makhaluk).
1.Al-kisaniyyah
Pendiri kelompok
Kisaniyyah adalah Kisan, seorang mantan
pelayan Ali bin Abi Thalib. Kisan disebutkan pernah belajar kepada
Muhammad bin Hanafiyyah. Karena itu ilmu pengetahuanya mencakup segala macam
pengetahuan, baik pengetahuan takwil maupun pengrtahuan batin, baik pengetahuan
fisik atau pengetahuan non fisik.[13]
Golongan ini dapat dikatakan sebagai sekte syi’ah yang tertua.[14]Mereka
mengadakan Aksi militer terhadap penguasa Bani Umayyah, dengan dalil membele hak – hak kaum tertindas.[15]
Ada beberapa kelompok dari
pengikut kinasiyyah.
a.
Al-
Mukhatariyyah
Al- Mukhtariyyah adalah kelompok Syi’ah yang
mengikuti ajaran Mukhtar ibn Abi Ubaid
Ats- Tsaqafi.
b .
Al-Hasyimiyyah
Al-
Hasyimiyyah adalah pengikut Abu Hasyim ibn Muhammad ibn Hanafiyyah.
c.
Al- Bayaniyyah
Al-Bayaniyyah
adalah para pengikut Bayan ibn Sam’an
At-Tamimi.
d. Al-Rizamiyyah.
Al-Rizamiyyah adalah para pengikut Rizam ibn Rizam menurut mereka
imamah berpindah dari’ Ali kepada putranya Muhammad kemudian kepada putra
Muhammad adalah Abu Hasyim.[16]
2 .Az-Zaidiyah
Telah terjadi perdebatan antara Zaid dengan saudara- saudaranya
Muhammad ibn’ Ali bukan karena isi ajaran tetapi kenapa dia belajar kepada
Washil adalah seorang manusia biasa mungkin saja tersalah( bukan mushum)
penilainya terhadap neneknya Ali, umpamanya Ali tersalah memerangi pemberontak
terhadapnya,Dan juga ia telah menerima pendapat Mu’tazilah tentang teori qodar,
padahal sangat bertentangan dengan keyakinan Ahl al-Bait, juga menerima bahwa
syarat menjadi imam adalah orang yang telah mengangkat senjata terhadap
pemerintah, Muhammad Al-Baqir berkata; kalau
demikian pendapatmu tentang syarat imam pada suatu saat orang
mengatakan nenek moyangmu tidak sah
menjadi imam, karena mereka tidak pernah memberontak, tadak pernah menghasut
orang untuk memberontak.
Zaid ibn Ali mati terbunuh akibat pengakuanya menjadi imam,Dia
mengantikan oleh Yahya ibn Zaid yang
sempat melarikan diri ke Khurasan, Kedatanganya di Khurasan di sambut hangat
dan mendapat dukungan dari masyarakat sekitar,Berita ini sampai kepada ja’far
ibn Muhammmad yang mengatakan bahwa nasib ayahnya; ia akan di bunuh,dan di
salib apayang di apa yang di perkirakan itu memang terjadi.
Sesudah Yahya obn Zaid terbunuh, kedudukanya sebagai imam
digantikan oleh Muhammad dan ibrahim kedua orang ini mengatakan bahwa dirinya
adalah imam di madinah, kemudian Ibrahim berangkat ke Bashrah dan memperoleh
dukungan dari masyarakatnya
Ja’far ibn Muhammad menceritakan suatu cerita yang diterima ayahnya
bahwa aparat keamanan Bani Umaiyah
selalu mencari- carinya sekalipun
bersembunyi di gua pada pegunungan, para aparat keamanan selalu mengawasi gerak
-gerik Ahla Bait agar pemberontakan Ahlu Bait dapat di padamkan, namun suasana
yang seperti ini terus berlsnjut tumbuhnya kerejaan Bani Umaiyah. Ia
mengisyaratkan kepada Abbas dan Abu Ja;far dan keduaya adalalah putra Muhammad
ibnAli ibnAbdullah orang ini dan anaknya ikut bertempur. Ia mengisyaratkan
kepada Al-Mansur.
Kelompok Zaidiyyah ini terbagi menjadi tiga kelompok kecil
yaitu Al- Jarudiyyah , as-Sulaimaniyyah
dan Batriyyah dan ash- Shalihiyyah. Kelompok yang terakhir ini berpandangan sangat mirip.
a.Al- jurudiyyah
Al- Jurudiyyah
adalah pengikut Abu Jarud Zayad ibn Ali Zayad
b.As-Sulaimaniyyah
As-Sulaimaniyyah aalah
pengikut sulaiman ibn jarir
c.Ash- Shalihiyyah dan Al- Batriyyah
Ash-Shalihiyyah
adalah pengikut al- Hasan ibn Shalih ibn Hay( 169 H ) dan al- Batriyyah adalah
pengikut kasir An-Nawa Al-Abtsar
3. Al- Imamiyah
Imamiyah
adalah kelompok syi’ah yang berpendapat bahwa’ Ali ibn Abi Thalib secara nash
dinyatakan sebagai imam bukan hanya di
sebut sifatnya bahkan di tunjuk orangnya.[17]Diangkatnya
imam adalah untuk menghilangkan semua perselisihan dan untuk mempersatukan
umat.[18]
Orang
Syi’ah imamiyah pada mulanya
melaksanakan ajaran imamnya dalam masalah akidah, tetapi setelah berabad- abad
lahirlah imam- imam yang semua membawa ajaran yang simpang siur dan setiap imam
membawakan ajaran masing- masingt sehingga lahirlah kelompok- kelompok.
Sebagian kelompok mengikuti ajaran mazhab Mu’tazilah,Wai'diyyah, Tafshiliyyah
sebagian lagi mengikuti ajaran Ikhbariyyah; baik Musyahabah maupun
Shalafiyyah., dan sebgian lagi yang tersesat an Allah membiaarkan mereka
mengembara alam kesesatan di lembah
kebinasan
Di antara
golongan Imamiyyah adalah
a.Al-Baqiriyyah
dan Al-Ja’fsriyyah al-Waqifah
Golongan ini
adalah golongan Muhammad ibn Al- Baqir ibn Zain al- Abidin (114 M ) dan
putranya Ja’far Ash- Shadiq (148 H)
b.An-Nawusiyyah
Kelompokan
an-Nawusiyyah adalah kelompok seorang yang bernama Nawus.
c.Al-Afthaniyyah
Menurut kelompok Afthaniyyah, imamah berpindah
dari Ash Shadiq kepada putranya yang bernama ‘ Abdullah al- Afthah.
d.Asy-
Sumaithiyah
Kelompok ini
yang mengikuti ajaran Yahya ibn Abu Syumaith.
e.Al-‘Isma’iliyyah
Al- Waqifah
Mereka berkata:Isma’il adalah imam sesudah
Ja’far melalui nash yang di sepakati oleh putra –putranya.
f.Al-
Musawiyyah dan Al- Mufadhaiyah
Kelompok ini
hanya satu yang mengakui bahwa Musa ibn Ja’far Ash-Shadiq berkata tentang
dirinya: orang yang ketujuh dari kamu adalah pemimpin kamu adalah pemimpin
kamu.
g.Al-
Isna’Asyriyyah ( imam Dua Belas )
Al- Isna ‘
Asyriyyah adalah kelompok yang berpendapat bahwa Musa al-Kazhim memang telah
meningal, kelompok ini juga di sebut al-Qoth’iyyah.
4 .Al- Ghaliyyah (Ekstrem)
Al-Gholiyyah
adalah golongan ekstrem yang berlebihan
dalam mensifati. Memberikan sifat kemanusiaan pada diri para imam,
mereka menempatkan kedudukan imam sama
dengan Tuhan.[19]
Mereka menempatkan kedudukan imam sama dengan Tuhan, bahkan terkadang
menyerupakan imam dengan Tuhan, dan kadang- kadang mereka samakan Tuhan dengan
mahluk.[20]
Ada
sekelompok yang mengatakan yang menjadi
imam sesudah Abu al- Khathab adalah Mu’ammar dan ia sangat disegani oleh para pengikutnya seperti Abu al –
Khatab.Menurutnya dunia ini tidak akan fana dan surga adalah tempat memperoleh
kebaikan, kenikmatan dan kesejahteraan.[21]
Doktrin- doktrin syi’ah
Paham
syi’ah memiliki sejumlah doktrin penting yang terutama berkaitan dengan masalah
imamah;
a.
Ahlul
bait (Ahl al-bait)
Ahlu bait
adalah mereka yang paling dekat dengan seseorang.
b.
Al-bada’
Dari segi
bahasa berarti tampak. Doktrin al-bada’ berarti keyakinan bahwa Allah SWT mampu
mengubah suatu peraturan atau keputusan yang telah ditetapkan-Nya dengan
peraturan atau keputusan baru.
c.
Asura
Asura berasal
dari kata”asyarah’’, yang berarti sepuluh. Maksudnya hari kesepuluh pada bulan
muharramyang diperingati kaum syi’ah sebagai hari berkabung umum untuk
memperingati wafatnya Imam Husain bin ali dan keluarganya,
d.
Imamah
(kepemimpinan)
Imamah adalah
keyakinan bahwa setelah nabi muhammad SAW wafat harus ada pemimpin-pemimpin
islam yang melanjutkan misi atau risalah Nabi Muhammad SAW.
e.
Al-ismah
Bahwa para imam
mestilah ma’shum, yakni tidak mungkin berbuat dosa besar atau kecil, tidak
mungkin keliru dan lupa lahir batin, baik sebelum menjadi imam maupun ketika
menjadi imam.
f.
Mahdawiyah
Mahdawiyah
berasal dari kata mahdi yang berarti keyakinan atau datangnya seorang
juru selamat pada akhir zaman yang akan menyelamatkan kehidupan manusia di muka
bumi.
g.
Raj’ah
Kata Raj’ah
berasal dari kata raja’a, yang artinya pulang atau kembali. Raj’ah
adalah keyakinan akan dihidupkanya kembali sejumlah hamba Allah SWT yang paling
saleh dan sejumlah hanba Allah SWT yang paling durhaka untuk membuktikan
kebesaran dan kekuasaan Allah di muka bumi.
h.
Marja’iyyah
atau Wilayah al-faqih
Mempunyai arti
kekuasaan atau kepemimpinan para fukaha.
i.
Al-Taqiyah
Dari segi
bahasa, taqiyah berasal dari kata taqiya atau ittaqa tang
artinya takut. Taqiyah adalh sikap berhati-hati demi menjaga keselamatan jiwa
karena khawatir akan bahaya yang dapat menimpa dirinya.
j.
Tawassul
Maksudnya
adalah memohon sesuatu kepada Allah SWT dengan menyebut pribadi atau kedudukan
seorang nabi, imam, atau bahkan seorang wali supaya do’anya tersebut cepat
dikabulkan oleh Allah SWT.
k.
Tawali
atau Tabarri
Tawali dimaksudkan sebagai sikap keberpihakan lepada ahlu al-bait,
mencintai mereka, patuh kepada perintah-perintah mereka, dan menjahui segala
larangan mereka, adapun tabari dimaksudkan sebagai sikap menjauhkan diri
atau melepaskan diri dari musuh-musuh ahlul-bait, menganggap mereka sebagai
musuh-musuh Allah SWT, membenci mereka, dan menolak segala yang datang dari
mereka.[22]
[1] Hamid
Dabashi “Shi’i Islam,Shi’iThought”, dalam Jhon L. Esposito, (Ed), The
Os ford Encylopedia of the modern islamic World. Jilid 1v, oxfor university
press. Oxford, 1995 hlm.55
[2] Rosihon
Anwar,ilmu kalam, (Bandung:Cv.Pusta Indah,2003),hal 89
[3] IAIN
Sunan Ampel Pres, Ilmu Kalam, (Surabaya: ), 2011 hal 165
[4] Htm//www.
Al shia org /htmi/id/shia/moarrefi/2 htm
[5] htt//
www,al-shia org/htmi/Id/ shia/ moarrefl/2. htm
[6] IAIN
Sunan Ampel Pres, Ilmu Kalam, (Surabaya: ), 2011 hal 165
[7] Rosihon
anwar ilmu kalam (Bandung : cv. Pusta indah,2003 ), hlm 89
[8] Aswadie
syukur, Al- Milal Wa Al-Nihil ,(Waru
Gunung Surabaya: PT Bina Ilmu,2006) h.148
[10] Ibid
hlm 96
[11] Asywadie,syukur,L.C AL – MILAL WA- AL- NIHAL( Waru gunung
surabaya PT BINA ILMU 2006/24
[12] Rosihon
Anwar, OP . Cit, h,106
[13]
Asywadie, syukur L.C AL- MILAL WA AL-NIHAL (Waru gunung surabaya : PT. Bina
ilmu 2006./24
[14] Al-
Mahdi Lidinillah Ahmad, al – Munyah
wal- Amalfi’ Syarhil- Milal wan Nihal, ed. Dr. Mahmud Jawad Masykur, ( Berikut
Darul- Fikr, 1979), hlm 82
[15] Al- Mahdi Lidiniyyah Ahmad , op cit hlm 82
[16] Asywadie,
Syukur, LC AL –MILAL WAL – NIHAL ( Waru gunung surabaya
;pt bina ilmu ) ,2006,/24 hlm 130
[17] Aswadie
Syukur LC . AL- MILAL WA AL-NIHAL (Warung gunung surabaya: PT. BINA ILMU 2006/24hlm 138
[18] IAIN
Sunan Ampel Pres ( Ilmu kalam )( Surabaya ) 2011 hlm 59
[19]
Asywadie, Syukur Lc AL- MILAL WA-AL NIHAL( Waru gunung surabaya: PT BINA ILMU)
2006./24 hlm153
[20] IAIN
Sunan Ampel Pres”Ilmu kalam”,(Surabaya) 2012 hlm 60
[21]
Asywadie, Syukur Lc AL- MILAL WA AL NIHAL( waru gunung surabaya: PT BINA ILMU)
2006./24 hlm 158
[22]
Tim Penyusun IAIN Sunan ( Surabaya) 2012
hlm 64
Klik Dibawah Ini Untuk Menambah Wawasan Anda
Baca Juga Yang Ini, Seru Loo!!
+ komentar + 3 komentar
tatnaitshi Antonio Rodriguez https://wakelet.com/wake/Es97ksfb_rBwMj43xyEZJ
gnuttanecheal
lustpacons_de-Fayetteville Joe Dawson Adobe Audition
Autodesk Maya
Dr.Web Security Space
probosgigen
Vtricprosha_to Donald Robinson program
Awesome
uneninel
إرسال تعليق