Pendidikan
Pada Masa Turki Utsmani
Setelah mesir jatuh dibawah kekuasaan
Utsmaniyah Turki, lalu Sultan Salim memerintahkan, supaya kitab-kitab
diperpustakaan dan barang-barang yang berharga di Mesir dipindahkan ke
Istambul. Anak-anak Sultan Mamluk, ulama’-ulama’, pembesar-pembesar yang
berpengaruh di Mesir, semuanya dibuang ke Istambul, setelah mengundurkan diri
sebagai khalifah dan menyerahkan pangkat khalifah itu kepada Sultan Turki.
Dengan demikian Sultan Turki memegang dua
kekuasaan: kekuasaan sebagai sultan dalam urusan duniawi dan kekuasaan sebagai
Khalifah dalam urusan agama.
Dengan berpindahnya ulama’-ulama’ dan kitab-kitab
perpustakaan dari Mesir ke Istanbul, maka Mesir menjadi mundur dalam ilmu
pengetahuan dan pusat pendidikan berpindah ke Istambul, tempat kedudukan Sultan
dan Khalifah. Dan Istambullah yang menjadi pusat pendidikan
dan kebudayaan saat itu.
Selain itu Sultan Salim mengumpulkan
kepala-kepala perusahaan yang termashur di Mesir berjumlah kurang lebih 1000
orang banyaknya. Semua mereka dipindahkan ke Istambul,Mesir terpaksa ditutup.
Itulah salah satu sebab mundurnya perusahaan di Mesir pada masa Utsmaniyah
Turki.
Setelah Sultan Salim wafat, lalu digantikan
oleh anaknya Sultan Sulaiman Al-Qanuni (926-974 H = 1520-1566 M). Pada masa
Sultan Sulaiman itu kerajaan Utsmaniyah sampai kepuncak kebesaran dan kemajuan
yang gilang gemilang dalam sejarahnya. Laut putih tengah, laut hitam, dan laut
merah semua dalam kekuasaannya. Luas negaranya dari Makkah ke Budapes dan dari
Baghdad ke Aljazair. Tetapi sesudah wafat Sultan Sulaiman kerajaan Utsmaniyah
mulai mundur sedikit demi sedikit.
Pada masa Utsmaniyah Tuki pendidikan dan
pengajaran mengalami kemunduran, terutama diwilayah-wilayah, seperti Mesir,
Baghdad dan lain-lain. Yang mula-mula mendirikan madrasah pada masa Utsmaniyah
Tuki ialah Sultan Orkhan (wafat tahun 761 H = 1359 M.). kemudian diikuti oleh
Sultan-Sultan keluarga Utsmaniyah dengan mendirikan madrasah-madrasah, yang
didirikan oleh Sultan Sulaiman Al-Qanuni. Sultan-sultan pada masa Utsmaniyah
banyak mendirikan masjid-masjid dan madrasah-madrasah terutama di Istambul dan
Mesir. Tetapi tingkat pendidikan itu tidak mengalami perbaikan dan kemajuan
sedikitpun. Pada masa itu banyak juga perpustakaan yang berisi kitab-kitab yang
tidak sedikit bilangannya. Tiap-tiap orang bebas membaca dan mempelajari isi
kitab itu. Bahkan banyak pula ulama, guru-guru, ahli sejarah dan ahli syair
pada masa itu. Tetapi mereka-mereka itu hanya mempelajari kaidah-kaidah
ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab, serta sedikit ilmu berhitung utuk membagi
harta warisan dan ilmu miqat untuk mengetahui waktu sembahyang. Mereka tidak
terpengaruh oleh pergerakan ilmiyah di Eropa dan tidak mau pula mengikuti jejak
zaman kemajuan Islam pada masa Harun Ar-Rasyid dan masa Al-Makmun, yaitu masa
keemasan dalam sejarah Islam. Demikianlah keadaan pendidikan dan pengajaran
pada masa Utsmaniyah Turki, sampai jatuhnya sultan atau khalifah yang terakhir
tahun 1924 M.[1]
Sistem pengajaran yang dikebangkan pada Turki Utsmani
adalah menghafal matan-matan meskipun murid-murid tidak mengerti maksudnya,
seperti menghafal Matan Al-Jurumiyah, Matan Taqrib, Matan Alfiyah, Matan
Sultan, dan lain-lain. Murid-murid
setelah menghafal matan-matan itu barulah mempelajari syarahnya. Karena
pelajaran itu bertambah berat dan bertambah sulit untuk dihafalkannya. Sistem
pengajaran diwilayah ini masih digunakan sampai sekarang. Pada masa pergerakan
yang terakhir, masa pembaharuan pendidikan Islam di Mesir dan Syiria (tahun
1805 M) telah mulai diadakan perubahan-perubahan di sekolah-sekolah (madrasah)
sedangkan di Masjid masih mengikuti sistem yang lama.
Meskipun pada masa Turki Utsmani pendidikan Islam kurang
mendapat perhatian[2] yang serius dan juga
terhambat kemajuannya, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa tiap-tiap masa pasti
akan memunculkan tokoh-tokoh atau ulama’-ulama’ternama. Walaupun jumlah ulama’ pada masa itu tidak
sebanyak pada masa Abbasiyah yang merupakan puncak keemasan Islam.[3]
Sistem
Pengajaran di Turki
Sistem pengajaran pada masa Turki seperti yang
telah dijelaskan di atas yaitu dengan cara menghafal matan-matan, seperti
menghafal Matan Al-Jurumiyah, Matan Taqrib, Matan Alfiyah, Matan Sulam dan
lain-lain.[4]
Adapun tingkat-tingkat pengajaran di Turki
adalah sebagai berikut:
1.
Tingkat
Rendah (SR) 5 tahun
2.
Tingkat
Menengah (SMP) 3 tahun
3.
Tingkat
Menengah Atas (SMA) 3 tahun
4.
Tingkat
tinggi (Universitas) 4 tahun
Dikelas IV dan V SR diajarkan ilmu agama jika
mendapatkan izin dari orang tua murid. Begitu juga diajarkan agama dikelas III
Sekolah Menengah (SMP) jika diminta oleh orang tua murid.
Selain itu ada juga sekolah Imam Chatib (sekolah agama) 7
tahun, 4 tahun pada tingkat menengah pertama dan tiga tahun pada tingkat
menengah atas. Murid-murid yang diterima masuk sekolah imam
chatib itu ialah murid-murid tamatan SR 5 tahun. Untuk melanjutkan dari sekolah
Imam Chatib didirikan Institut Islam di Istambul pada tahun 1959, dan
pengajarannya berlangsung selama 4 tahun.
Dasar-dasar pengajarannya adalah sebagai
berikut:
1.
Tafsir
2.
Hadits
3.
Bahasa
Arab
4.
Bahasa
Turki
5.
Filsafat
6.
Sejarah
Kebudayaan islam
7.
Ilmu
Bumi
8.
Dan
lain-lain[5]
[1]Mahmud
Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung,
1989),cet ke.5, h. 164.
[2]Abuddin
nata, op cit, hlm. 210.
[3]Mahmud
Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Op.cit, h. 171
[4]Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Hidakarya
Agung, 1992),cet ke.7, h. 168
[5]Mahmud Yunus, Perbandingan Pendidikan Modern di Negara Islam dan
Intisari Pendidikan Barat, (Jakarta: C.v. Al-Hidayah, 1968), h. 124-125
Klik Dibawah Ini Untuk Menambah Wawasan Anda
Baca Juga Yang Ini, Seru Loo!!
إرسال تعليق