Sejarah Perkembangan Madrasah

السبت، 2 مارس 20130 komentar

SEJARAH PERKEMBANGAN MADRASAH
Sebagai umat Muslim, tentu kita tidak asing dengan lembaga yang bernama Madrasah. Yakni lembaga pendidikan bersasis agama Islam yang telah lama berdiri dalam lingkungan masyarakat. Islam pada awal perkembangannya sudah mempunyai lembaga pendidikan  dan  pengajaran. Lembaga pendidikan dan pengajaran  pada saat itu dinamakan kuttab, disamping masjid, rumah, istana, dan  perpustakaan. Kuttab adalah suatu lembaga pengajaran yang  khusus sebagai tempat belajar membaca dan menulis. Pada mulanya guru-guru kuttab tersebut adalah orang-orang non muslim, terutama orang-orang Kristen dan Yahudi. Oleh karenanya pada awal Islam kuttab dijadikan tempat belajar membaca dan menulis saja, sedangkan pengajaran al-Qur·an dan dasar-dasar agama diberikan di masjid oleh guru-guru khusus. Kemudian untuk kepentingan pengajaran menulis dan  membaca bagi anak-anak, yang sekaligus juga memberikan  pelajaran al-Qur·an  dan dasar-dasar agama, diselenggarakan kuttab-kuttab yang terpisah dari masjid.

Dalam perkembangan selanjutnya, kuttab tersebut dijadikan sebagai pendidikan tingkat dasar, sedang Masjid dalam bentuk  halaqah yang memberikan pendidikan dan pengajaran tentang berbagai ilmu pengetahuan, merupakan pendidikan tingkat lanjutan. Pendidikan di Masjid ini, biasanya  hanya untuk orang-orang dewasa dengan sistem halaqah (lingkaran). Dari situlah muncul ulama-ulama besar dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan agama Islam, dan dari situ pula muncul mazhab-mazhab dalam  berbagai bidang disiplin ilmu yang pada masa itu disebut madrasah. Dalam arti etimologis yaitu aliran atau jalan pemikiran. Untuk menampung kegiatan halaqah yang semakin marak sejalan dengan meningkatnya jumlah pelajar dan berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang maka dibangun ruang-ruang khusus untuk kegiatan halaqah tersebut di sekitar masjid dan dibangun pula tempat-tampat khusus untuk para guru dan pelajar sebagai tempat tinggal dan tempat kegiatan belajar mengajar yang disebut dengan nama Zawiyah atau Ribath. Pada dasarnya timbulnya madarasah di dunia Islam merupakan usaha pengembangan dan penyempurnaan zawiyah-zawiyah tersebut guna menampung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan jumlah pelajar secara kuantitas semakin membengkak.[1]
Kata Madrasah dalam bahasa Arab adalah bentuk kata "keterangan tempat (zaraf makan) dari kata "darasa" secara harfiyah "madrasah" diartikan sebagai "tempat belajar para pelajar" atau "tempat untuk memberikan pelajaran".[2] Dari akar kata "darasa" juga bisa diturunkan kata "midras" yang mempunyai arti “buku yang dipelajari" atau "tempat belajar" kata al-midras juga diartikan sebagai "rumah untuk mempelajari kitab Taurat".

Kata "madrasah" juga ditemukan dalam bahasa Hebrew atau Aramy, dari akar kata yang sama yaitu "darasa" yang berarti “membaca dan belajar" atau "tempat duduk untuk belajar". Dari kedua bahasa tersebut kata "Madrasah" mempunyai arti yang sama "tempat belajar" jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kata " Madrasah" memiliki arti "sekolah" kendati pada mulanya kata "sekolah" itu sendiri bukan dari bahasa Indonesia, melainkan dari kata asing yaitu school atau scola.[3]
Sungguhpun secara teknis, yakni dalam proses belajar mengajarnya secara formal, madrasah tidak berbeda dengan sekolah namun di Indonesia madrasah tidak lantas dipahami sebagai sekolah, melainkan diberi konotasi yang lebih spesifik lagi yakni "sekolah agama” tempat dimana anak-anak dididik memperoleh pembelajaran hal ikhwal atau seluk beluk agama dan keagamaan (dalam hal ini agama Islam).
Sejarah Munculnya Madrasah
Madrasah sebagai lembaga pendidikan dalam bentuk pendidikan formal sudah dikenal sejak awal abad ke-11 atau 12 M, atau abad ke-5-6 H, yaitu sejak dikenal adanya Madrasah Nidzamiyah yang didirikan di Baghdad oleh Nizam Al-Mulk, seorang wazir dari Dinasti Saljuk. Pendirian madrasah ini telah memperkaya khasanah lembaga pendidikan di lingkungan masyarakat Islam, karena pada masa sebelumnya msyarakat islam hanya mengenal pendidikan tradisional yang diselenggarakan di masjid-masjid dan dar al-khuttab. Di Timur Tengah institusi madrasah berkembang untuk menyelenggarakan pendidikan keislaman tingkat lanjut (advance/tinggi), yaitu melayani mereka yang masih haus ilmu sesudah sekian lama menimbanya dengan belajar di masjid-masjid atau dar al-khuttab. Dengan demikian, pertumbuhan perkembangan lanjut dan alamiah dari dinamika internal yang tumbuh dari dalam masyarakat islam sendiri.[4]

Adapun para ahli sejarah berbeda pendapat tentang awal munculnya madrasah sebagai lembaga pendidikan islam seperti sekarang. Hasan Ibrahim Hasan berpendapat bahwa: Madrasah belum berdiri sebelum abad ke 4 hijriyah (sebelum 10 masehi). Madrasah yang pertama al-Baihaqiyah di Naisapur. Al-Maqrizi juga mengemukakan hal yang sama, bahwa madrasah yang mula-mula berdiri adalah al-Baihaqiyah di Naisapur, oleh Hasan al-Baihaqi yang wafat pada 414 H.

Hasil penelitian Richard Buliet tahun 1972, mengungkapkan, selama 2 abad sebelum madrasah Nizhamiyah di Baghdad sudah berdiri madrasah di Naisapur sebanyak 39 madrasah dengan madrasah tertua Miyan dahiya yang mengkhususkan pada pengajaran Fiqih Maliki.

Naji Ma'ruf (1966:9) mengatakan bahwa 1965 tahun sebelum Madrasah Nizhamiyah, sudah ada madrasah di Transoksania dan Khurasan. Sebagai bukti, ia megemukakan data dari Tarikh al-Bukhori yang menjelaskan bahwa Ismail ibn Asad yang wafat pada tahun 295H mempunyai madrsah yang dikunjungi oleh para pelajar untuk melanjutkan pelajaran mereka. Madrasah Naisapur pada masa awalnya didirikan oleh ulama fiqih dengan tujuan utama mengembangkan ajaran mazdhabnya. Pada umumnya madrasah tersebut mengajarkan satu madhab fikih saja dan sebagian besar madhab syafiii. Dari 39 madrasah yang dikemukakan oleh Buliet, hanya satu madrasah yang mengajarkan Fiqih maliki, empat madrasah yang mengajarkan Fiqih Maliki, empat madrasah mengajarkan fiqih Hanafi dan yang lain mengajarkan fiqih syafii.

Madrasah juga pernah muncul pada masa Khalifah Abbasyiyah Harun al-Rasyid yang disebut dengan "Madrasah Baghdad" akan tetapi belum popular pada saat itu karena mengalami kemandekkan. Madrasah pertama di dunia Islam dan popular adalah Madrasah Baihaqiyah di Naisapur pada abad ke-3 Hijriyah, sedangkan menurut penelitian Bulliet (1972) madrasah tertua adalah Miyan Dahiya di Naisapur juga pada abad ke-3 H sedangkan Madrasah Nizhamiyah adalah madrasah terbesar pertama di dunia Islam.

Namun demikian tidak mengecilkan arti penting Nizham al-Mulk yang telah berjasa membesarkan nama lembaga pendidikan madrasah. Ia memang bukan orang yang pertama membangun madrasah, tetapi dilihat dari skala usahanya, ia adalah orang yang pertama membangun jaringan lembaga pendidikan yang besar dengan nama madrasah. Ahmad Syalabi mengatakan, 'dalam hal ini, tak seorangpun yang mendahului Nizham al-Mulk. Kalaupun dalam sejarah kemudian nama Nizham al-Mulk lebih terkenal, karena biasanya dalam penulisan sejarah orang sering menunggu fenomena besar, tanpa melihat peristiwa-peristiwa sejarah sebelumnya.

Berikut madrasah yang pernah tumbuh dan berkembang di masa klasik Islam antara lain:[5]
a.         Madrasah-madrasah di Naisapur  (abad ke-4 dibawah dinasti Samaniyah (204-395H . 819-1005M)
b.        Madrasah Nizhamiyah (485 H / 1092 M) pada masa dinasti Saljuk (Nizham al-Mulk)
c.         Madrasah Imam Abu Hanifah Baghdad, (abad ke-5 H/ 11 M)
d.        Madrasah al-Musthansiriyah Baghdad, ( Pendirinya Khalifah Abbassyiyah ke 36, Al-mustansyir (623-640 /1226-1242)
e.         Madrasah Al-Mansyuriyah Kairo, Pendirinya Dinasti Mamalik, Al Mansur Qalawun (678-689H / 1280-1290M)
f.         Madrasah Granada (al-Nashriyah) di Andalusia, Zaman Abu Abdillah Muhammad ibn Muhammad ibn Yusuf tahun 750 H / 1349, di Andalusia
g.        Madrasash Malaga, cordova, didirikan oleh Muhammad bin Muhammad al-Thanjali (733 H / 332 M)
h.        Madrasah Khusus.


[1] Amin Rais, at. al, Sosial Issues in Shout heast Asia, kompilasi hasil Workshop, editor : Sharom Ahmad dan Sharon Shoddque , Institute of Shoutheast Asian Studies, 1987, hal. 7-25
[2] A. Malik Fadjar, Visi Pembaharuan Islam, (Jakarta : LP3NI, 1998), 116.
[3] Zuhairini, dkk., Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet.9, 56.
[4] Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan pendidikan Anak Bangsa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), 11-12.
[5] http://makalahmeza/24-09-12/spi-madrasah/madrasah-pada-masa-klasik.html

Klik Dibawah Ini Untuk Menambah Wawasan Anda
Baca Juga Yang Ini, Seru Loo!!
Share this article :

إرسال تعليق

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ilmu ngawor tepak - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger